Bermacam langkah dikerjakan beberapa calon anggota legislatif (calon legislatif) untuk lebih dekat dengan penduduk mendekati Pemilu legislatif yang diselenggarakan pada 9 April yang akan datang. Sayang, umumnya langkah yang biasa dikerjakan beberapa calon legislatif berkesan elitis serta jauh dari empati penduduk. Jarak membuat pemilih cepat melupakan mereka. Akan tetapi, terakhir muncul caleg-caleg dari kelompok biasa yang siap bertanding merampas hati rakyat berkompetisi dengan calon lainnya yang mapan ekonomi. Mereka bukan hadir dari kelompok pendidikan tinggi, modalpun seadanya. Akan tetapi mereka tidak gentar. Cuma modal nekat. Itu yang dikerjakan Rinawati (22), seseorang kasir Stasiun Pengisian Bahn Bakar Umum (SPBU) di Tulang Bawang, Lampung, untuk maju menjadi caleg dalam bursa penentuan calon anggota dewan perwakilan daerah. [Selengkapnya Baca disini] Gadis cantik yang dalam kesehariannya kenakan hijab ini pilih Partai Persatuan Pembangunan (PPP) menjadi kendaraan politiknya ke arah kursi legislatif. Dia terdaftar menjadi calon legislatif termuda di daerah penentuan Tiga Rawa Pitu, Penawar Tama, Tulang Bawang, Lampung. Bahkan juga, Rina mengakui hampir tidak lolos dalam verifikasi rincian calon masih KPU sebab terbentur usia yang masih tetap muda. "Waktu saya rincian di KPU, saya hampir saja tidak lolos. Untung saya lahir cocok bulan dua, jadi usia saya cukuplah. Alhamdulillah saya dapat masuk,” papar gadis lajang ini, Rabu 12 Februari 2014. Rina mengharap dapat jadi seseorang anggota dewan untuk menolong penduduk kecil dalam mengemukakan aspirasinya. "Saya nekat saja, semoga dapat," tuturnya. Tidak jauh berlainan dengan Mea, pedagang bubur ayam di Pasar Andir, Desa Bayongbong, Kecamatan Bayongbong, Kabupaten Garut ini pula tercatat menjadi calon anggota DPRD Garut dari Partai Nasdem. Pria 35 tahun itu maju menjadi calon nomer urut 5 dari daerah penentuan Garut II yang mencakup 9 kecamatan yaitu Bayongbong, Cigedug, Cisurupan, Sukaresmi, Cikajang, Banjarwangi, Singajaya, Cihurip, serta Peundeuy. Kemauan Mea jadi calon legislatif tidak lainnya untuk melakukan perbaikan derajat serta kehidupan pedagang kaki lima yang lebih baik. Mea mengakui prihatin, terpenting beberapa PKL yang nasibnya tidak jelas sebab sampai kini dilihat menjadi pedagang yang dipandang mengganggu ketertiban umum. "Inginnya beberapa PKL ini diletakkan di tempat yang wajar supaya bisa tenang berupaya serta tak akan dipandang pengganggu ketertiban umum," tuturnya. Peluang berjualan bubur ayam jadi salah satunya langkah buat Mea untuk mensosialisasikan diri pada masyarakat supaya kelak pada Pemilu legislatif yang akan datang pilih ia. "Umumnya seputar 30 orang adalah konsumen setia yang teratur beli bubur, lalu selebihnya sampai 20 orang adalah konsumen setia baru," tuturnya. Sekalian bersenda gurau memakan bubur bikinannya, Mea ajak konsumen setia bertukar pikiran masalah pembangunan di Garut. "Sekalipun publikasi penyalonan saya." [Selengkapnya baca disini] Tidak hanya publikasi lisan, Mea ikut menebar stiker serta kartu nama. "Ada 10 kursi yang diperebutkan, semoga diantaranya saya," kata Mea. Cara tersebut dipandang Mea cukuplah efisien. Dengan standard modal yang dimilikinya, pasti baliho serta banner besar bergambar mukanya cuma berada di harapan. Serba pas-pasan Mempunyai profesi sama juga dengan Mea, Huduriah Kokam, pedagang sayur serta kerupuk asal Pollewali Mandar, Sulawesi Barat ini miliki kemauan kuat merubah nasibnya. Walau hanya pedagang kecil dengan modal pas-pasan, Kokam nekat mencalonkan diri menjadi anggota legislatif kabupaten. Huduriah maju menjadi calon legislatif DPRD Kabupaten Polewali periode 2014-2019 dari Partai Bulan Bintang. Partnernya sama-sama pedagang memberikan suport penuh. Tekadnya semakin membuncah. Publikasi semakin rajin dikerjakan Huduriah serta partnernya yang tulus menolong. Di dalam keramaian pasar, sekalian berdagang, Huduriah ikut lakukan publikasi. [Baca sedetailnya disini] Sesudah dagangannya ludes, dia tidak pulang ke rumah, tetapi 'kampanye' dahulu di seputar pasar. Untuk bikin stiker serta kartu nama, Huduriah menyisihkan keuntungan hariannya dari jual sayur. "Saya janji akan memperjuangkan nasib pedagang kecil serta masyarakat miskin jika jadi anggota DPRD. Kemiskinan bukan jadi penghambat untuk memperjuangkan penduduk lemah serta pedagang kecil," kata Huduriah. Dia ikut berkemauan tingkatkan service kesehatan serta pendidikan untuk penduduk miskin. Calon legislatif yang satu ini pula cuma miliki modal pas-pasan. Akan tetapi, tidak menurunkan hasratnya untuk menang dalam Pemilu legislatif April yang akan datang. Ia ialah Muhammad Arifunnajih, seseorang sopir ambulans di salah satunya rumah sakit di Kabupaten Jember, Jawa Timur. Arif, demikian ia dipanggil, nekat maju jadi caleg dari Partai Nasdem. Di sejumlah peluang, Arif belum pernah lupa tebar pesona serta aktif bagikan stiker yang bergambar dianya pada keluarga pasien yang tengah menanti keluarganya di dalam rumah sakit. [Baca disini] Pada keluarga pasien, Arif janji akan memperjuangkan cost kesehatan gratis buat masyarakat miskin bila ia dipilih jadi anggota DPRD Kabupaten Jember itu. Arif yang tinggal di Dusun Gumuk Banji, Desa Kencong, ini telah jadi sopir ambulans semenjak tahun 2009 dengan upah Rp30-50 sekali antar jemput pasien. Dengan upah pas-pasan itu, Arif tidak takut berkompetisi dengan caleg yang lain. "Walau maju dengan modal seadanya, saya janji pada pemilih tidak untuk korupsi," kata Arif. Ramainya caleg dengan profesi biasa serta upah minim ini nyatanya mendapatkan sambutan baik di kelompok penduduk. Mereka bahkan juga tidak mempersoalkan potensi beberapa calon legislatif itu dii dunia politik. "Saya meyakini jika calon legislatif dengan profesi biasa akan betul-betul memperjuangkan serta membela nasib rakyat kecil," kata Suprapto, salah satunya keluarga pasien. Baju pendekar 'dapil neraka' Langkah unik dikerjakan Murti Sari Dewi, artis usang pemeran Lasmini dalam film Saur Sepuh. Calon legislatif DPR RI Partai Gerindra nomer urut 3 untuk Dapil Jawa Tengah V ini mengawalinya dengan berkeliling-keliling pasar tradisionil dengan kenakan baju ala pendekar. Murti mensosialisasikan penyalonannya di Pasar Kleco Solo dengan baju pendekar komplet seperti baju yang dahulu dikenakannya waktu memainkan Lasmini dalam film Saur Sepuh. Langkah tidak biasa ini dikerjakan Murti mengingat ia akan bertanding di daerah penentuan (dapil) yang dikatakan sebagai 'dapil neraka', sebab beberapa nama pesohor, termasuk juga politisi berlatar belakang artis, atlet, sampai politisi terkenal mencalonkan diri dari daerah yang mewakili Klaten. Dalam publikasinya itu, dia bagikan beberapa kalender yang bergambar dianya komplet dengan nomer urut dan dengan latar belakang poster film Saur Sepuh. [Baca disini] Dengan baju semacam itu, Murti juga sukses mengundang perhatian beberapa pedagang serta konsumen di pasar tradisionil itu. Bahkan juga, mereka juga berebutan sebatas untuk berjabat tangan ataupun berebutan memperoleh kalender. Dalam peluang itu, Murti menjelaskan, publikasi lewat cara semacam ini dikerjakan agar penduduk mengingat, dia dahulu sempat jadi pemeran Lasmini dalam film Saur Sepuh. "Penduduk tahu jika saya yang dahulu sempat jadi Lasmini turut maju jadi calon legislatif dari Partai Gerindra," katanya, Rabu 12 Februari 2014. Oleh karenanya, dia merencanakan selalu kenakan baju Lasmini saat lakukan publikasi di beberapa tempat di Dapil Jawa Tengah V yang mencakup Solo, Sukoharjo, Boyolali serta Klaten. "Jika dengan kenakan baju pendekar Lasmini baru pertama-tama ini hari. Sedang awal mulanya seringkali memakai baju biasa," tuturnya. Publikasi ini, mempunyai tujuan untuk mendekatkan dianya dengan beberapa calon konstituen, mengingat terjun di parpol adalah pengalaman baru buat dianya. "Bila tidak kenal jadi tidak sayang, hingga saya selalu lakukan publikasi untuk lebih dekat dengan penduduk," katanya. Di Dapil Jawa Tengah V, Murti Sari Dewi akan bertanding langsung dengan putri mahkota PDIP, Puan Maharani. Masalahnya putri Megawati Soekarnoputri itu ikut jadi calon legislatif PDIP nomer urut 1. Tidak cuma itu, di dapil itu ada juga artis lainnya, seperti Angel Lelga, calon legislatif PPP serta Tia AFI, calon legislatif PKB. Sekarang hak pilih berada di tangan penduduk. Apa pilih calon legislatif berpendidikan tinggi serta bermodal besar, atau calon legislatif dari kelompok biasa yang nekat tetapi miliki kemauan untuk berperan ke penduduk
0 Comments
Leave a Reply. |
AuthorWrite something about yourself. No need to be fancy, just an overview. Archives
October 2018
Categories |